March 5, 2011

Sistem Pelumasan

Untuk memahami bahwa kecepatan gerak dan panas mempunyai hubungan yang erat, maka gesekan antara permukaan benda yang saling bergerak akan mengakibatkan timbulnya panas. Begitu pula yang terjadi pada genset, dimana didalam genset terjadi pengubahan tenaga mekanis (gerak) menjadi energi listrik. 

Sistem Pelumasan adalah suatu system pemeliharaan/ perawatan terhadap perangkat mesin yang selalu menampilkan masalah-masalah gerak, gesekan dan panas yang ketiga proses tersebut paling erat berhubungan dan memegang peranan penting dalam masalah kestabilan mesin. Bila ketiga hal tersebut tidak diperhatikan maka akan dapat mengakibatkan keausan dan suhu yang berlebihan menimbulkan pemuian pada bagian yang bergesekan. Oleh sebab itu, pengetahuan yang cukup terhadap masalah pelumasan sangat bermanfaat bagi perawatan mesin. Minyak pelumas adalah suatu cairan yang dapat menetralisir , menstabilkan panas yang berlebihan, minyak pelumas adalah suatu cairan yang berfungsi sebagai media penghantar ( penyerap) panas, juga sebagai pelicin atau pelancar gerak. 

Sistem Pelumasan menggunakan Minyak pelumas yang harus mempunyai persyaratan teknis sebagai berikut : 
a.   Tahan terhadap panas 
b.   Bersih dari zat-zt kimi yang dapat mengakibatkan korosi pada bagian-bagian mesin 
c.    Licin 
d.   Tidak mengakibatkan keausan ( yang disebabkan oleh pencemaran kimiawi sehingga menimbulkan koroasi yang berakibat keausan 
e.   Tidak banyak membebani mesin 
f.     Untuk daerah tropis yang mempunyai suhu lebih dari 20° C keatas, pemakaian jenis minyak sistem pelumasan dengan kode “ SAE-30” merupakan suatu persyaratan teknis, minyak sistem pelumasan selaian kode tersebut diatas tidak dibenarkan.






Keterangan gambar sistem pelumasan

1.     Oli balik dari turbo

2.     Saringan oli

3.     Katub pelangsung ( By pass ) untuk saringan oli

4.     Bak Oli

5.     Pompa Oli

6.     Katub pelangsung untuk “ pendingin oli “ ( Oli cooler )

7.     Salruan hisap

8.     Pendingin oli


Prinsip kerja sistem pelumasan




Oli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan oleh perputaran roda gerigi yang dikoperlkan dengan perputaran poros engkol, melalui pipa hisap.

Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah ( 1 ½ ) lingkar dnegan dinding bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses pendinginan lebih lancar dari udara sekitarnya atau berupa  radiator oli atau tanpa kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas diesel.

Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek saja ( y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun sirkulasi di dalam mesin sendiri. Sistem Pelumasan pada Rosker Arm dari klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung menembus baud pengatur jarak rosker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar sejenak ditampung bak per klep ; melalui celah antara push rod dan pipa pelindung push rod, oli mengalir ke bahah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding charter ( crank case), juga masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank case)


Memahami tentang fungsi dan bekerjanya sistem pelumasan tersebut harus dijaga jangan sampai sistem pelumasan terganggu, gangguan gangguan dalam sistem pelumasan dapat terjadi oleh penyebab-penyebab sebagai berikut :

a.   Oli dari jenis kualitas rendah ( di luar apec) oli palsu oli bekas dan sebagainya

b.   Banyak kotoran membebani oli ( tercampur air, lumpur-lumpur dan lain sebagainya ).

c.    Tersumbatnya saluran pelumasan

d.   Rendahnya tekanan oli


Dengan memperhatikan penyebab-penyebab gangguan sistem pelumasan tersebut dapat diambil tindakan-tindakan pencegahan antara lain :

a.      Pemeriksaan oli dan pengawasan terhadap kualitas oli

b.     Penggantian oli secara rutine

c.      Penggantian filter secara rutine

d.     Pemeriksaan saluran pelumasan

e.      Memperhatikan tekanan oli.


Keterangan


Sehubungan dengan fungsi sistem pelumasan , oli harus mempunyai spesifikasi persyaratan bagi mesin yang bersangkutan. Setelah dipakai oli akan mengalami pencemaran dan perubahan sifat semula, pada peristiwa pembakaran dalam silinder akan terjadi persenyawaan oksidasi belerang dalam SO2 dan SO3 yang seterusnya akan terjadi asam kuat ( H2SO4 = air accu ) dan H2SO4 ini bersifat korosif ( memakan logam ) maka pada saat keadaan belum berbahaya oli harus diganti.

Begitu pula pada filter oli setelah sekian lama dipakai maka akan terjadi endapan sehingga filternya harus diganti dengan filter yang baru.


Pemeriksaan yang kontinue menjadikan mesin mempunyai keandalan yang cukup tinggi, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan pada saat over haul nanti perlu diadakan pemeriksaan yang teliti keadaan lubang jalan oli, pada dinding crang case atau blok mesin jangan sampai ada yang buntu dan ini akan menyebabkan sistem pelumasan telah berhasil.

Related Posts by Categories

1 comment: